Kita kalah pintar dari pengemis

By:eyin

Lagi-lagi kisah yang saya tulis adalah kisah yang terjadi disekitar saya,ceritanya tadi pagi saat ingin mengambil uang di ATM,Berjejer anak kecil beserta ibu separuh baya di dekat pintu ATM,sepintas dari penampilannya sih seperti pengemis(kalo salah map yee buk) 🙂 .saya sih nanggepnya biasa,maklum disekitaran kampus universitas brawijaya banyak macamnya,mulai dari bapak tua yang meminta-minta sambil rokok-an(ini saya gak kasian..hihi),bapak tua yang bermain alat musik,bapak tua yang suaranya cempreng nyanyi-nyanyi,kakek-kakek yang maksa minta uang atau atau nenek-nenek yang sedari jam 6 pagi stay cool sana dengan peralatannya(mangkok plastik tempat uang),parahnya hari tayangnya beda-beda(halah..),mungkin ada jadwal khusus -,-‘

Nah,yang ini beda gan,yang di depan ATM ternyata pengemis ini elite nan pinter,what??mereka punya cara jitu buat minta uang yaitu pake amplop,hahaha perut saya kram ngelihatnya,ini kayak panti asuhan di Malang kalo minta infaq.lucunya lagi,ada tulisannya tuh di amplop :Minta sedekahnya mas/mbak,buat sekolah saya,walah ini pengemis keren yak,biasanya yang ada didepan ATM seorang bapak dari panti Asuhan X,sekarang gak ada.mungkin bapaknya terdepak karena keberadaan mereka.tinggal saya yang mesem-mesem sambil ngerogoh tas,nyari duit! 😥

Dilema memang,saat kita ingin membantu mereka,ingin bermaksud huznuzhan (bener gak nih tulisannya) kalo mereka patut dibantu,mungkin mereka kesulitan ekonomi,tapi kalo dipikir lagi(ini syetan bukan yang mikir),bayangkan kalo mereka stay cool dari jam 6 pagi di depan ATM dan yang datang dalam 1 hari ada 15 orang,misalnya 1 orang memberi 1000,maka dalam sehari mereka bisa dapat 15×1000:15.000 dan coba dikalikan sebulan maka:15.000×30=RP.450.000.Tuing-tuing !!ini lebih banyak jajan dari mahasiswa,ini baca disini tentang pendapatan pengemis

Saya cuma bisa nelen ludah,ayo sekarang kita main logika (mudah-mudahan ini bukan logikanya orang-orang liberal ya),saat melihat pengemis di jalanan,kita tentu amat sedih,lalu kita lihat ke seberang melihat penjual es dawet,panas-panasan bekerja tapi belum laku,belum lagi resiko es nya basi dll,bandingkan dengan pengemis,apakah pengemis juga punya resiko?tidak bukan!!.Tapi kita punya landasan yang menjadikan hidup kita ada tuntunan,gak sembarang asal logika ya Alqur;an dan al hadis.yuk menilik bagaimana Islam mengaturnya:

Memberi uang kepada pengemis dapat dianggap bersedekah. Maka hukumnya sunnah, karena bersedekah hukum asalnya sunnah.jika kita lihat dari Alqur’an dan al hadis, maka Allah menjawabnya
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.” (QS Al-Baqarah [2] : 245).
,”Barangsiapa memberi makan orang lapar, Allah akan memberinya makanan dari buah-buahan surga. Barangsiapa memberi minuman kepada orang haus, Allah pada Hari Kiamat nanti akan memberinya minuman surga yang amat lezat (ar-rahiq al-makhtum), dan barangsiapa memberi pakaian orang yang telanjang, Allah akan memberinya pakaian surga yang berwarna hijau (khudhr al-jannah).” (HR Abu Dawud no 1432; Tirmidzi no 2373).

Tapi Namun hukum asal sunnah ini bisa berubah bergantung pada kondisinya. Sedekah dapat menjadi wajib. Misalnya ada pengemis dalam kondisi darurat (mudhthar), yakni sudah kelaparan dan tak punya makanan sedikit pun, sedang pemberi sedekah mempunyai kelebihan makanan setelah tercukupi kebutuhannya. (Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami wa Adilatuhu, 3/390). Dalam kondisi seperti ini, sedekah wajib hukumnya.Akan menjadi HARAM jika diketahui pengemis itu akan menggunakan sedekah itu untuk kemaksiatan. (Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami wa Adilatuhu, 3/390). Misalnya, digunakan untuk berjudi, berzina, atau minum khamr Dan akan menjadi HARAM pula jika diketahui pengemis itu tidak termasuk orang yang boleh mengemis (meminta-minta), misalnya bukan orang miskin(selengkapnya bisa dilihat di sini).

Wadoh beribet ya,kan susah ngebedainnya,apalagi jika pengemis itu menggunakan uangnya buat maksiat,maka kita juga akan berdosa.
Maka berdasarkan hal ini,saya pribadi punya tips khusus.siapa tahu bisa membantu:
1.Jika dilihat,diraba dan diterawang(semacam iklan:) ) penampilan sang pengemis ini masih kuat,bajunya masih lumayan,fisiknya sepertinya jauh menandingi kita,kan ada tuh bapak-bapak yang badannya kekar atau ibu-ibu yang masih bisa dirasa untuk bekerja tapi minta-minta,maka ditolak dengan halus aja ya,kayaknya sih dia malas nyari kerja atau susah nyari kerja makanya jadi peminta-minta
2.memberi uang pada pengemis kecil akan menjadikannya terbiasa untuk meminta-minta,maka berikan saja barang yang bermanfaat untuknya misalnya:buku,susu,atau punyaide lain?? paling si pengemis cilik melongo mikir kalo kita pelit,gak papa itung-itung memperkenalkan budaya baru :mrgreen:
3.Nah,jika melihat yang Rasulullah sunnahkan tadi,kalo kelihatannya mereka lapar atau haus:kasih makanan atau minuma atau uang ,jika pakaiannya jelek/bolong-bolong hingga auratnya kelihatan:kasih baju,yang gak baru gak papa,saya ngerti kok susahnya mahasiswa.hahaha
4.Atau kita sebagai mahasiswa punya ide luar biasa dalam mengentaskan peminta-minta(ha??).Nunggu pemerintah kelamaan >,<

 

ini patut kita bantu

-Semoga bermanfaat-

41 pemikiran pada “Kita kalah pintar dari pengemis

  1. wah ana suka nih tulisannya.. malah ana wkt masih kuliah pernh ke perkampungan pengemis (tugas kampus).. disana ana dan seorang teman mengunjungi sebuah keluarga pengemis, trnyata nih mereka sekeluarga dari nenek ampe cucu semua kerjanya ngemis. pas ditanya, ‘ko ngemis sih bu? kan bisa kerja yang lain?’. ibunya malah jawab,’ yah mbak, ini udah turun temurun, sudah jadi kebiasaan’.
    sebenernya mereka tergolog orang yg kuat untuk bekerja, namun mereka merasa lebih mudah mendapatkan uang dengan jalan mengemis daripada harus repot2 kerja..
    yah suatu kebudayaan masyarakat Indonesia yang sulit diubah, gak mau kerja keras tapi pengen hidup enak. 🙂

  2. klo sy–insyaAllah–jk ada pengemis yg minta, kasih sekedarnya, dan berupaya mnghindari negatipthingking.. sebaiknya sering2 mmbeli pd penjual2 kecil,,biar khidpan ekonomi mreka makin meningkat..~IMHO

  3. mungkin itu yang disebut ‘kemiskinan sebagai budaya’ sehingga mengemis jadi sesuatu yang sah-sah saja bagi mereka…
    dilematis sebenarnya…menolak pun sulit..meng-iyakan apa lagi..
    di Samarinda sendiri gepeng dan anjal mudah didapati…bahkan mulai masuk ke wilayah2 yang biasanya tanpa pengemis…

    • #lagi2,belum ada solusi tepat akan masalah ini,akan terus membudaya memang ukh,,karena anak2 kecil yang terbiasa meminta akan bertambah besar dan mengajarkan pd anak2 nya pula
      alangkah lucunya negeri ini

  4. Ada satu hadis خير العمل عمل الرجل بيده sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan hasil usaha tangan sendiri. Hmm…apakah pengemis “elite dan pinter” termasuk golongan ini? hehe…

  5. di jakarta banyak pengemis pake amplop itu…
    kalo menurutku, pengemis itu bukan kerjaan, ya kalo lebih ekstrem lagi ya kerjaannya orang pemalas (maaf). di komplekku ada seorang bapak umur 80an buat jalan aja susah udah payah banget lah, kasihan kalo liatnya, namun dia masih semangat untuk menarik gerobak dan jualan pisang, dan ngga menerima kalo dikasihani seperti pengemis. lha kalo pengemis yg masih lebih muda dari dia mana pantas untuk diberi. masih banyak kok pintu rejeki yang diberikan Gusti Allah.

  6. jujur kadang saya merasa dilema ketika akan memberi kepada pengemis, apalagi setelah tahu ternyata mereka termasuk sindikat terorganisir,,,cieee kaya mafia aja hahaha
    klo sy pribadi lbh baik disisihkan untuk PA atau masjid sajalah biar jelas keberadaannya hehehe
    CMIIW

  7. tapi ada juga koq pengemis yang emang punya “baju kerja” yang kumal gitu, sedihnya lagi mereka bawa anak kecil sebagai “alat” agar orang-orang jatuh kasihan kepadanya. Aaaaaaaah… saya pusing!!!! 😡

  8. Pengemis sekarang ga mau dikasih selain uang, jk kita kasih dikitpun mereka mengumpat…serba susah..pengemis sudah jadi profesi dan pekerjaan yang gampang untuk cari duit…, jk mau sedekah kepada yang kita tahu betul saja kondisinya jk tdk biarain saja 🙂 (kejam ni he,,,)

Tinggalkan Balasan ke eren Batalkan balasan